Perdana Menteri India Narendra Modi diprediksi akan kembali memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
Kemenangan PM Modi diprediksi oleh mayoritas jajak pendapat, dikutip dari situs BBC, Pekan (2/6/2024).
Analis memperingatkan bahwa jajak pendapat yang dirilis oleh berjenis-jenis kantor kabar sering kali kali salah di masa lalu dan tak memihak.
Tetapi, mereka telah menempatkan slot deposit qris 5000 Partai Bharatiya Janata (BJP) milik Modi sebagai calon paling depan dalam pemilihan lazim.
Kalau dia menang, maka dia akan menjalani periode ketiganya memimpin India dan melanjutkan politik luar negeri negara tersebut.
Di India, politik juga mengalami pergeseran tektonik, yang pasti memengaruhi kebijakan luar negeri negara tersebut.
Tetapi, bukan hanya itu. Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga telah terlibat secara pribadi dalam bidang kekerabatan eksternal, yang menciptakan India tempat yang unik dalam urusan internasional kontemporer.
Pemilihannya atas S. Jaishankar sebagai Menteri Luar Negeri keduanya pada tahun 2019 telah memungkinkan India untuk menuntaskan lingkungan global yang bermasalah selama sebagian tahun terakhir.
Pengamat dari Observer Research Foundation Harsh V. Pant mengatakan, ketika Modi menjabat pada tahun 2014, para kritikus dengan kencang melabelinya sebagai “politisi provinsi” yang kurang berpengalaman dalam kebijakan luar negeri, demikian dikutip dari orfonline.org, Selasa (4/6).
Harsh V. Pant menyebut, latar belakang Modi sebagai “nasionalis Hindu” dipandang sebagai hambatan potensial bagi kekerabatan India, secara khusus dengan dunia Islam.
Tetapi, dia mengukur bahwa Modi mengagetkan para penentang dan penyokongnya dengan mengadopsi kebijakan luar negeri pragmatis yang berkonsentrasi pada prinsip India yang utama.
Kebangkitan India sebagai pemain tangguh dalam politik global sebagian besar juga disokong oleh perubahan struktural dalam tatanan internasional.
Pergeseran keseimbangan energi dan meningkatnya kekecewaan terhadap Tiongkok di Barat telah mengalihkan perhatian global ke India, yang sekarang menjadi ekonomi besar dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
India di Indo Pasifik
Demografi yang menguntungkan, energi tariknya sebagai opsi bagi Tiongkok, dan posisi strategisnya di Indo-Pasifik menguntungkan India dalam sejumlah hal.
Alhasil yang juga berubah merupakan meningkatnya kemauan New Delhi untuk menjadi lebih proaktif di panggung global, sejalan dengan tujuannya untuk mengambil peran sebagai pembentuk tata tertib daripada sekedar pengambil tata tertib.
Harsh V. Pant menyebut, perundingan Modi di panggung global dievaluasi telah memberikan kemauan bagi aspirasi India untuk memainkan peran yang lebih besar secara global.
Dia, kebijakan luar negeri India telah memanfaatkan spot perubahan ini.
Harsh V. Pant mengatakan, dalam dekade terakhir, India telah menanggalkan citranya sebagai “penentang kekal” dalam politik global, dan dunia sekarang melihatnya sebagai negara yang lebih dari sekedar bersedia untuk berkontribusi pada tata kelola global.
Konsentrasi juga menyebut, dalam dekade terakhir, lembah pemisah yang terus-menerus dan diciptakan-buat antara kebijakan dalam negeri dan luar negeri telah melarikan diri.
Negosiasi utama India konsisten pada pembangunan dalam negerinya, yang memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif.
India selaras dengan tujuan pembangunan ini, yang menyokong sikap pragmatis dalam penjangkauan eksternal New Delhi, kata Harsh V. Pant.